Setelah mempelajari ciri, jenis, dan persamaan reaksi kimia
tentu Kalian sudah memahami salah satu reaksi kimia yang ada di sekitar kita
misalnya reaksi pembakaran. Coba ingat kembali hal-hal yang terkait reaksi pembakaran. Meskipun terkenal dengan hukum Boyle yang membahas tentang
gas, Boyle juga melakukan percobaan membakar logam magnesium. Hasil percobaan
membuktikan bahwa massa hasil pembakaran (magnesium oksida) lebih besar
ketimbang massa logam magnesium sebelum dibakar.
Sebelum orang mengenal teori yang benar terkait reaksi
pembakaran saat ini ternyata ada teori yang dipercayai oleh para ilmuwan pada
masaitu selama lebih dari 100 tahun. Teori yang dimaksud adalah teori
flogiston. Bagaimana selanjutnya? Mari analisis bacaan pada bagian intisari
berikut untuk memahami sejarah perkembangan teori terkait reaksi pembakaran.
Sejarah awal Teori Flogiston
Pada tahun 1669, Johann Joachim Becher seorang ilmuwan kimia
Jerman mencetuskan idenya tentang pembakaran logam. Hal ini menjadi dasar
munculnya teori flogiston. Becher beralasan bahwa bahan yang terbakar harus
mengandung komponen yang mudah terbakar yaitu elemen api (terra pinguis).
Pandangan Becher ini memperbaharui prinsip kimia sebelumnya yang menyatakan bahwa
bahan terdiri dari proporsi yang berbeda dari empat elemen baik tanah, udara,
api, dan air. Dalam teori Becher
disebutkan bahwa benda mudah terbakar karena hanya terdapat elemen api (terra
pinguis).
Selama pembakaran, komponen ini dilepaskan ke udara ditandai
dengan timbulnya nyala api. Selain itu dinyatakan bahwa tedapat residu misalnya
abu kayu yang memiliki massa lebih ringan dari bahan aslinya. Demikian pula
saat memanaskan logam di udara akan dihasilkan calx yang lebih ringan dari
logam. Hal ini adalah bukti bahwa ada sesuatu yang hilang.
Pada pertengahan abad
ke-18, masalah paling penting dalam ilmu kimia dan fisika adalah menentukan apa
yang sebenarnya terjadi ketika sesuatu terbakar. Saat itu gas Oksigen belum
ditemukan. Tepatnya pada tahun 1703, Georg Ernst Stahl, seorang ilmuwan kimia
Jerman, mengembangkan teori Becher. Ia mengemukakan istilah flogiston yang sebelumnya
dikenal dengan nama terra pinguis. Dalam bahasa Yunani flogiston berarti
terbakar. Adapun teori Stahl mencakup ide-ide berikut:
1) Semua zat yang mudah terbakar mengandung flogiston.
2) Semakin banyak flogiston yang dikandung suatu zat,
semakin baik dan lebih sempurna ia terbakar.
3) Pembakaran melepaskan flogiston dari zat ke udara.
4) Nyala api menunjukkan lepasnya flogiston dengan cepat.
5) Udara diperlukan untuk pembakaran karena menyerap
flogiston yang keluar.
6) Pembakaran dalam wadah tertutup segera terhenti, karena
udara di dalamnya menjadi jenuh dengan flogiston.
7) Udara diperlukan untuk bernapas. Makhluk yang ditempatkan
dalam wadah tertutup mati karena udara tidak dapat lagi menyerap flogiston,
sehingga tidak dapat lagi menopang kehidupan.
8) Residu atau abu yang tertinggal setelah pembakaran
disebut calx.
9) Massa calx lebih ringan dari bahan sebelum dibakar. Teori
flogiston memang menjelaskan banyak karakteristik terkait pembakaran namun
ternyata saat melakukan pembakaran logam justru hal yang sebaliknya terjadi.
Akhirnya teori ini dipatahkan karena ternyata jika logam dibakar massanya
justru bertambah.
Sumber:
https://edu.rsc.org/feature/the-logic-of-phlogiston/2000126.article
Pada tahun 1774, Joseph Priestley seorang ilmuwan berusaha
membuktikan kebenaran teori flogiston dengan cara membakar logam merkuri. Hasil
pembakaran berupa senyawa merkuri oksida yang kemudian dipanaskan lagi. Hasil
pembakarannya adalah gas yang dinamai oleh Priestley yaitu deplogisticated gas
yang sifatnya berbeda dari senyawa sebelumnya. Kendati demikian Priestly belum
berhasil memahami hasil temuannya.
Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Pada tahun 1780-an, seorang ilmuwan Prancis Antoine
Laviosier yangdikenal sebagai bapak kimia modern menyangkal keberadaan
flogiston. Ia melakukan eksperimen dengan cara menggunakan deplogisticated gas
hasil temuan Joseph Priestley. Antoine Lavoisier menamai deplogisticated gas sebagai
gas oksigen. Laviosier menunjukkan bahwa proses pembakaran membutuhkan oksigen
yaitu gas dengan massa tertentu yang dapat diukur dengan menimbang wadah tertutup.
Oksigen terlibat dalam reaksi pembakaran. Kesimpulan dari eksperimennya
menyatakan bahwa zat bernama flogiston dalam proses pembakaran itu tidak pernah
ada. Mengapa? karena terbakarnya sebuah benda itu terjadi apabila oksigen bertemu
dengan bahan yang terbakar.
Terkait perhitungan pada eksperimen Lavoisier ternyata
gabungan massa merkuri dan oksigen sama dengan massa merkuri oksida. Berkat temuannya
ini Lavoisier menjadi orang pertama yang mencetuskan prinsip kekekalan massa
dalam reaksi kimia. Menurutnya reaksi kimia dapat menyusun ulang unsur-unsur
yang ada dalam zat-zat yang bereaksi, tetapi tidak menghancurkan massa yang
terlibat dalam reaksi tersebut. Jadi massa zat tidak bisa diciptakan maupun
dimusnahkan. Hasil akhir reaksi menyatakan bahwa dalam ruang tertutup maka
zat-zat akan memilik massa yang sama dengan zat-zat penyusunnya. Inilah yang
disebut Hukum kekekalan massa. Bagaimana perhitungannya? Ayo perhatikan contoh berikut.
Penemuan Lavoisier terhadap hukum kekekalan massa membawa
revolusi kimia tentang pentingnya suatu pengukuran. Setelah Lavoisier mengemukakan
hukum kekekalan massa yang ditulis dalam bukunya Traite Elementaire de Chimie
maka ahli-ahli kimia mulai terinspirasi untuk menyelidiki spek kuantitatif dari
reaksi kimia. Dengan demikian lahirlah
hukum kimia berikutnya yaitu hukum perbandingan tetap.
Telah kita ketahui bahwa nomor massa suatu atom merupakan jumlah
proton dan neutron dalam inti atom. Lalu bagaimana dengan jumlah elektron?
Dalam hal ini jumlah elektron diabaikan karena memiliki massa yang jauh lebih
kecil dari proton dan neutron. Dengan demikian nomor massa merupakan massa atom
yaitu partikel proton dan neutron. Massa partikel ini dinyatakan dalam satuan
massa atom (sma) atau Dalton (Da). Lalu bagaimana sebenarnya menentukan massa
atom? Apakah atom-atom itu ditimbang? Mari kita cermati ulasan berikut.
Massa atom relatif dan Massa Molekul Relatif
Atom berukuran sangat kecil sehingga kita tidak bisa
menimbang sebuah atom. Meski demikian kita bisa menentukan massa atom suatu
unsur dengan cara membandingkannya dengan atom unsur yang lain. Oleh karena itu
diperlukan unsur yang dapat dijadikan pembanding.
Dengan demikian massa atom suatu unsur mempunyai istilah
massa atom relatif yang diberi notasi Ar. Massa atom relatif merupakan massa atom
rata-rata unsur tersebut terhadap 1/12 massa atom C dengan nomor atom 12. Jadi
Ar merupakan perbandingan. Dalam bentuk persamaan matematis ditulis sebagai
berikut.
Ingatlah bahwa Ar di sini sudah tidak memiliki satuan.
Mengapa? Tuliskan jawabannya pada buku catatan Kalian.Menurut Dalton, baik
atom-atom sejenis maupun yang berbeda jenis dapat bergabung membentuk molekul.
Nah jika demikian maka bagaimana caranya menentukan masa molekul? Dalam hal ini
yang dihitung adalah massa molekul relatif yang diberi notasi Mr. Perhatikan
molekul air (H2O) yang disusun dari 2 atom H dan 1 atom O. Atom H memiliki Ar 1
sedangkan atom O mempunyai Ar 16 sehingga jika Kalian gabungkan diperoleh perhitungan
berikut.
Hubungan massa satu mol zat terhadap massa molekul rata-rata
relatif
Terkait hubungan massa satu mol zat terhadap massa molekul
relatif rata-rata zat tersebut mari kita pelajari sifat lain dari bilangan
Avogadro yang sudah diulas pada bagian terdahulu. Perhatikan contoh berikut.
Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Setelah mengingat kembali massa atom mari kita mempelajari
hukum dasar kimia selanjutnya yaitu Hukum perbandingan tetap yang dikemukakan oleh
Joseph Proust. Hukum ini lahir dari eksperimen terhadap air yang massa atom
hidrogen dan massa atom oksigennya diubah-ubah. Jika 9 gram air terurai maka
akan diperoleh 1 gram hidrogen dan 8 gram oksigen. Jika 18 gram air diuraikan
maka akan dihasilkan 2 gram hidrogen dan 16 gram oksigen. Demikian juga jika 2
gram hidrogen dicampur dengan 8 gram oksigen lalu campuran dibakar maka
didapatkan 9 gram air dan sisa hidrogen yang tidak bereaksi sebesar 1 gram.
Hasil eksperimen Proust menyatakan bahwa pada berbagai massa hidrogen dan massa
oksigen yang bereaksi maka perbandingan massa atom H terhadap massa atom O
selalu 1 : 8.
Apakah Kalian sudah memahami konsep perhitungannya? Mari
berlatih sejenak. Lebih jauh lagi ayo perhatikan contoh perhitungan berikut.
Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)
Hukum perbandingan tetap didukung oleh teori atom Dalton.
Teori yang dikemukakan oleh John Dalton ini menyatakan atom-atom sejenis membentuk
unsur kimia. Unsur tidak dapat diuraikan melalui reaksi kimia. Sedangkan
senyawa kimia disusun dari unsur-unsur yang berbeda. Adapun unsur-unsur yang
sama dapat menyusun lebih dari satu senyawa yang berbeda. Pada aspek
kuantitatif hukum perbandingan berganda merupakan pengembangan hukum
perbandingan tetap. Hukum ini dikemukakan oleh Dalton sehingga dikenal sebagai
Hukum Dalton.
Bagaimana membuktikan hukum Dalton? Ayo perhatikan contoh
ini. Unsur karbon dan unsur oksigen dapat membentuk dua jenis senyawa.Senyawa
pertama adalah CO dan senyawa kedua adalah CO2. Manakah di antara unsur-unsur
tersebut yang memiliki perbandingan sama? Berapa perbandingannya? Ayo
diskusikan bersama dalam kelompok. Nah sekarang unsur manakah yang memiliki
perbandingan berbeda? Berapakah perbandingannya? Tulislah pada catatan Kalian
dan diskusikan. Selanjutnya lihatlah contoh berikut.
Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac)
Perkembangan hukum dasar kimia berikutnya dikemukakan oleh Joseph
Louis Gay-Lussac (1778–1850) ahli kimia dari Perancis. Dalam eksperimennya ia
menemukan bahwa 199,89 bagian volume hidrogen dikonsumsi untuk setiap 100
bagian volume oksigen. Oleh karena itu perbandingan volume gas hidrogen
terhadap gas oksigen saat membentuk uap air adalah 2 : 1 sesuai persamaan
berikut.
Hukum Dasar Kimia untuk Menyelesaikan Kasus dalam Kehidupan
Sehari-Hari
Berkat hukum dasar kimia yang dikemukakan para ilmuwan maka
kita bisa menghitung kadar zat-zat dalam suatu reaksi kimia di sekitar kita.
Lahan rawa memiliki tingkat keasaman tanah yang rendah
sehingga tanaman sulit tumbuh di atasnya. Oleh karena itu keasaman tanah harus dinetralkan
oleh kapur, contohnya dolomit. Kebutuhan kapur per hektar lahan dapat dihitung
dengan cara menentukan terlebih dahulu tingkat keasaman tanah pada keadaan
awal. Tingkat keasaman ini dinyatakan dalam pH. Apakah pH itu? Sebelum
mengerjakan penyelesaian kasus tersebut ayo pelajari dan analisis informasi
terkait pH atau tingkat keasaman pada bagian intisari berikut.
pH adalah ukuran untuk menyatakan tingkat keasaman dalam
suatu larutan. Pada kasus ini air rawa adalah larutan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut.
Alat ukur untuk menentukan pH pada air
rawa adalah pHmeter digital. Cara penulisan pH
adalah p ditulis sebagai huruf kecil sedangkan H ditulis sebagai huruf
kapital. H singkatan dari ion Hidrogen (H+ ). Ion H adalah atom H yang melepaskan
1 elektron p singkatan dari Bahasa Jerman yaitu potenz yang artinya power atau kekuatan.
Skala pH dari angka 0 hingga 14 pada
nilai Kair = 10–14. Skala pH tanpa satuan.
Nilai pH 7 merupakan keadaan netral
sehingga pH di bawah 7 adalah kondisi asam sementara pH di atas 7 bersifat
basa.
Tingkat keasaman dihitung berdasarkan jumlah
ion hidrogen (H+ ) dalam larutan. Dalam hal ini pH mengukur jumlah ion
hidrogen dari suatu molekul asam yang larut di dalamnya. Pada kasus ini molekul
asam dalam air rawa dianggap asam humat yang diberi notasi umum misalnya HA.
Asam humat melarutkan ion hidrogen (H+ ) ke dalam air rawa.
Jumlah ion hidrogen dinyatakan dalam
satuan M (molar). Molar merupakan konsentrasi larutan yang menyatakan
jumlah mol zat yang terlarut dalam 1 liter larutan. Dalam hal ini larutan
adalah air rawa. Sedangkan asam humat adalah zat yang terlarut dalam air rawa
tersebut.
Untuk memudahkan penulisan maka tingkat keasaman dinyatakan
dalam bentuk logaritma basis 10 dengan persamaan berikut.
Nah sekarang Kalian bekerja dalam kelompok untuk
mendiskusikan penyelesaian kasus kondisi tanah rawa sebagai berikut.
Air rawa bersifat asam. Sifat asam
disebabkan oleh molekul asam yaitu asam humat (HA). Salah satu gugus aktif
dalam asam humat adalah asam karboksilat. Asam humat memiliki struktur molekul
kompleks dengan massa molekul relatif tinggi yaitu 17.000. Dalam air rawa asam humat
melepaskan ion hidrogennya sehingga ketika diukur pH-nya adalah 2.
Untuk menetralkan asam humat dalam air
rawa maka perlu ditambahkan kapur sebab kapur bersifat basa. Diharapkan
bahwa setelah penambahan kapur maka pH air rawa menjadi 6. Senyawa CaCO3 adalah
kapur yang bereaksi dengan asam humat menurut persamaan reaksi kimia sebagai berikut.
Persamaan reaksi ini belum setara.
Analisislah kasus soal berikut.
Jika pH tanah pada lahan rawa pasang surut diketahui sebesar
2 maka untuk menetralkan kondisi asam pada tanah rawa berair berapa kebutuhan
kapur untuk lahan seluas 1 hektar dengan kedalaman 1 meter? Untuk menjawab pertanyaan
ini hitunglah tiap tahapan berikut:
Ayo Refleksi
Setelah mempelajari bab ini ayo Kalian melakukan refleksi.
Kerjakanlah evaluasi diri berupa pertanyaan terbuka berikut. Jawablah dengan
jujur dan bertanggung jawab pada buku catatan Kalian.
Setelah mempelajari bab ini apakah Kalian sudah bisa
mengidentifikasi ciri, jenis, dan persamaan reaksi kimia yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari? Berikan alasannya.
Setelah mempelajari bab ini apakah Kalian sudah bisa
menganalisis konsep Hukum Dasar Kimia beserta uraian perhitungannya? Berikan alasannya.
(a) Bagian apakah yang paling menarik pada bab ini? Deskripsikan jawaban Kalian beserta alasannya.
(b) Kendala apakah yang Kalian jumpai saat mempelajari bab
ini? Tuliskan juga alasannya.
Hal-hal apa yang dapat Kalian terapkan dalam kehidupan
sehari-hari terkait materi dalam bab ini? Deskripsikan jawaban Kalian.
Ayo Cek Pemahaman
Logam besi murni (Fe) dihasilkan dari pengolahan tambang
bijih besi yang mengandung senyawa Fe2O3. Dalam proses pengolahannya dibutuhkan
zat reduktor salah satunya adalah gas CO (karbon monoksida). Sebagian besar
pabrik menghasilkan gas CO dari pengolahan gas alam. Haruskah selalu bergantung
pada gas alam sementara cadangan batubara Indonesia sangat melimpah. Oleh
karena itu teknologi pembuatan gas CO beralih ke proses gasifikasi yang ramah
lingkungan karena bahan bakunya adalah batubara dengan kandungan sulfurnya
tinggi namun tidak meninggalkan zat pencemar. Ingat prinsip kimia hijau.
Seorang ilmuwan melakukan eksperimen pada skala
laboratorium. Ia mereaksikan sejumlah padatan karbon (C) yang dibakar dengan 40
gram gas oksigen (O2) lalu menghasilkan 64 gram gas karbon monoksida (CO). Ternyata
pada akhir reaksi masih terdapat 14 gram padatan karbon (C).
Jawablah pertanyaan berikut dengan menelaah lebih dahulu
tabel tersebut.
1) Tulislah persamaan reaksi kimia setaranya.
2) Uraikan hitungan Kalian untuk mencari berapakah massa
mula-mula padatan karbon (C).
3) Hukum dasar kimia apakah yang berlaku untuk kasus soal
ini? Jelaskan alasannya.
Pengayaan
Pada bagian ini mari kita meninjau kimia lebih luas yaitu
dengan mempelajari potensi dalam air laut karena kandungan zat kimianya. Mengapa
laut?
Laut dan Potensinya dalam Ulasan Hukum Dasar Kimia
Air laut menyimpan potensi yang menarik dari aspek kimianya.
Apakah itu? Senyawa garam. Garam telah memainkan peran utama dalam sejarah.Produksi
garam sudah dilakukan manusia pada sekitar 800 tahun SM. Bangsa Cina telah
mengambil garam dari air laut sejak 6000 tahun SM. Tubuh manusia rata-rata
mengandung 56 gram garam. Garam bisa berkurang dari tubuh karena dikeluarkan
lewat air seni, keringat, dan ekskresi lainnya. Garam adalah bagian dari
konsumsi manusia sehari-hari.
Kekurangan garam dapat menyebabkan pusing kepala, kram,
kehilangan selera makan, bahkan kematian. Rasa asin adalah sensasi rasa yang
paling mendasar. Rasa air laut mengungkapkan rasa asin. Bagaimana air laut
menjadi asin? dan mengapa ion klorida adalah ion terbanyak dalam air laut?
Interaksi CO2 di atmosfer dan air menghasilkan ion hidronium dan ion bikarbonat
menurut persamaan reaksi kimia berikut:
Ion hidronium ini (H3O+ ) bersifat asam sehingga air hujan
umumnya juga bersifat asam yang bisa perlahan-lahan melarutkan batuan gamping dan
koral menghasilkan ion kalsium dan menambah ion-ion bikarbonat (HCO3 – )
menurut persamaan reaksi kimia berikut:
Bagaimana ion natrium bisa berada dalam air laut? Persamaan
reaksi kimia yang terjadi hampir sama dengan larutnya batuan gamping dan koral tersebut.
Dalam hal ini batuan mineral albit (NaAlSi3O6) terekstrak oleh air hujan asam
kemudian ion-ion natriumnya terbawa ke sungai menuju laut. Sementara itu jumlah
rerata ion klorida dari batuan di kerak bumi hanya 0,01%. Jadi hanya sebagian
kecil dari ion klorida di lautan yang berasal dari pelapukan batuan dan
mineral. Kalau begitu dari manakah ion klorida dalam air laut? Jawabannya
adalah dari gunung berapi. Gas HCl adalah komponen utama gas dari gunung
berapi.
Berdasarkan sejarah terbentuknya bumi, mula-mula bumi lebih
panas dan gunung berapi tersebar di mana-mana. Gas HCl yang diemisikan dari gunung
berapi bersifat sangat larut dalam air sehingga mudah berubah fasa menjadi
larutan HCl. Sementara ion-ion Na dari batuan yang melapuk adalah sumber
garam-garaman di laut. Seandainya Kalian adalah seorang oseanografer yang ingin
menentukan kadar ion klorida dalam sampel air laut, bagaimana Kalian dapat
melakukan hal ini dan hasil apakah yang akan Kalian peroleh?
Ada banyak cara untuk menganalisis kandungan ion klorida
dalam suatu larutan. Salah satu cara yang sudah sejak dulu dilakukan adalah
metode Mohr. Larutan yang mengandung ion klorida dititrasi dengan larutan perak
nitrat (AgNO3) yang telah diketahui kadarnya. Persamaan reaksi kimia yang terlibat
adalah:
AgCl adalah perak klorida yang merupakan endapan putih hasil
reaksi antara ion klorida dalam air laut dan larutan perak nitrat. Berdasarkan penjelasan
ini maka Kalian bisa membuktikan keberadaan garam dapur dalam sampel air laut
atau bahkan sampel larutan lainnya yang diduga mengandung garam NaCl dengan
membuat rancangan hitungan sesuai dengan konsep Hukum Dasar Kimia. Ayo lakukan
Aktivitas kerja ilmiah berikut.
Diketahui:
- Sampel air laut sebanyak 500 ml.
- Massa jenis air laut pada suhu 20o C
adalah 1,02 g/cm3 .
- Kadar garam NaCl dalam air laut
tersebut adalah 3,5%.
- Ternyata setelah bereaksi dengan
larutan perak nitrat (AgNO3) maka diperoleh cairan yang mengandung
endapan putih pada bagian bawah tabung sebanyak 69,70 gram
Sumber foto depan : https://www.kelaspintar.id/blog/wp-content/uploads/2020/01/Hukum-dasar-kimia.jpg